Di Posting Oleh : Minuta Serija
Kategori : Kelistrikan
Pada artikel kali ini saya akan membahas perihal sistem pengapian transistor.
Sistem pengapian elektronik memanfaatkan transistor untuk memutus dan mengalirkan arus primer koil. Jika pada sistem pengapian konvensional pemutusan arus primer koil dilakukan secara mekanis dengan membuka dan menutup kontak pemutus, maka pada sistem pengapian elektronik pemutusan arus primer koil dilakukan secara elektronis melalui suatu power transistor yang difungsikan sebagai saklar (switching transistor).
Sistem pengapian elektronik memanfaatkan transistor untuk memutus dan mengalirkan arus primer koil. Jika pada sistem pengapian konvensional pemutusan arus primer koil dilakukan secara mekanis dengan membuka dan menutup kontak pemutus, maka pada sistem pengapian elektronik pemutusan arus primer koil dilakukan secara elektronis melalui suatu power transistor yang difungsikan sebagai saklar (switching transistor).
Pada sistem pengapian transistor signal generator dipasang di dalam biro untuk menggantikan breaker point (platina) dan cam. Signal generator membangkitkan tegangan untuk mengaktifkan transistor pada igniter untuk memutus arus primer pada ignition coil.
Sistem pengapian transistor mempunyai keuntungan :
1. Tidak memerlukan perawatan (penyetelan/penggantian platina) sehingga mengurangi biaya pemeliharaan.
2. Tidak ada kontak logam dengan logam, sehingga tidak terjadi keausan dan penurunan tegangan sekunder.
A. SIGNAL GENERATOR
Signal generator berfungsi untuk menghidupkan power transistor di dalam igniter untuk memutuskan arus primer ignition coil pada dikala pengapian yang tepat.
1. KONSTRUKSI
Signal generator terdiri dari magnet permanen yang memberi magnet kepada pick up coil, pick up coil kemudian membangkitkan arus bolak-balik (AC) dan signal rotor yang menginduksi tegangan AC di dalam pick up coil sesuai dengan dikala pengapian. Signal rotor mempunyai gigi-gigi sebanyak jumlah silinder.
2. PRINSIP PEMBANGKITAN EMF
Garis gaya magnet (magnetic flux) dari magnet permanen mengalir dari signal rotor melalui pick up coil. Celah udara antara rotor dengan pick up coil yang berubah-ubah akan menjadikan kepadatan garis gaya magnet pada pick up coil berubah. Perubahan kepadatan garis gaya (flux density) ini membangkitkan EMF (tegangan) dalam pick up coil.
B. IGNITER
Igniter terdiri dari sebuah detektor yang mendeteksi EMF yang dibangkitkan oleh signal generator. Signal amplifier dan power transistor, yang melaksanakan pemutusan arus primer ignition coil pada dikala yang sempurna sesuai dengan signal yang diperkuat
Pengaturan dwell angle untuk mengoreksi primary signal sesuai dengan bertambahnya putaran mesin disatukan di dalam igniter.
Sirkuit pembatas arus (current limiting circuit) untuk mengatur arus primer maksimum.
1. PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR
a. Mesin mati
Pada dikala kunci kontak ON maka arus mengalir dari battery Ü R1 Ü R2 Ü massa. Saat ini transistor mendapat tegangan sangat kecil sehingga tidak bisa meng “ON”kan transistor, yang menyebabkab kumparan primer tidak dialiri arus.
b. Mesin hidup (tegangan aktual dihasilkan pada pick up coil)
Bila mesin dihidupkan, maka signal rotor pada biro akan berputar, menghasilkan tegangan AC dalam pick up coil. Bila tegangan yang dihasilkan ialah positif, tegangan ini ditambahkan dengan tegangan dari battery, untuk menaikkan tegangan pada titik Q di atas tegangan kerja transistor, dan transistor ON. Akibatnya arus primer ignition coil mengalir ke transistor dari collector ke emitter.
c. Mesin hidup (tegangan negatif dihasilkan pada pick up coil)
Bila tegangan yang dihasilkan dalam pick up coil ialah negatif, tegangan ini akan mengurangi tegangan battery pada titik P sehingga tegangan pada titik Q turun di bawah tegangan kerja transistor dan transistor OFF. Akibatnya arus primer terputus dan terjadi induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder
C. INTEGRATED IGNITION ASSEMBLY (IIA)
IIA ialah kependekan dari “Integrated Ignition Assembly”. IIA menggabungkan igniter dan ignition coil dengan distributor.
Keuntungan IIA :
1. Kecil dan ringan.
2. Tidak mengalami problem putus sambungan, jadi keandalannya tinggi.
3. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap air.
4. Tidak mudah terpengaruh oleh kondisi sekitarnya.
D. Distributor Less Ignition (DLI)
DLI ialah sistem pengapian tanpa menggunakan distributor. Pada umumnya menggunakan sebuah ignition coil untuk dua buah busi. ECU (Electronic Control Unit) mendistribusikan arus primer ke tiap ignition coil secara eksklusif dan menjadikan busi melompatkan bunga api.
Demikianlah artikel perihal sistem pengapian transistor, agar bermanfaat.
No comments:
Post a Comment