KONDISI MESIN SEHAT = BAHAN BAKAR IRIT

KONDISI MESIN SEHAT = BAHAN BAKAR IRIT
Di Posting Oleh : Minuta Serija
Kategori : Tips Mobil

Melanjutkan artikel terdahulu perihal tips materi bakar hemat untuk kendaraan mobil, saya bahas kembali yang berkaitan dengan hemat BBM yang ada hubunganya dengan performa mesin.

Kondisi mesin besar lengan berkuasa besar terhadap konsumsi materi bakar. Jika mesin sehat, tentu pembakaran jadi efisien. Beberapa indikator yang mampu menawarkan apakah dapur pacu kendaraan sehat atau butuh pengobatan. Nah...apa saja indikator tersbut, yuk kita lihat satu persatu.

     

     1.  BUSI

  

Kondisi elektoda busi mampu menawarkan kondisi pembakaran, apakah terlalu kaya atau miskin. Yang cantik warnanya coklat kekuning-kuningan. Jika elektroda busi terlihat hitam, artinya pasokan bensin terlalu kaya. Sebaliknya kalau terlalu putih pucat berarti miskin atau jumlah bensin yang masuk kurang. Yang jikalau perbandingan udara dan bensin sesuai dengan angka stokiometri yakni 14,7 : 1. Angka 14,7 berarti molekul udara dibakar bersama 1 molekul bensin. Jika angka itu mampu didapat , maka performa optimal dan konsumsi materi bakar irit.

Jika sudah tahu pembakaran tidak pas, maka mesin mesti dilakukan penyetelan agar konsumsi materi bakar jadi irit. Mobil lawas biasanya mampu distel, beda dengan kendaraan beroda empat injeksi ketika ini, jarang yang melenceng.

     

      2.      KOMPRESI LEMAH

Penyebab lain konsumsi BBM boros diakibatkan kompresi ruang bakar bocor. Efeknya tenaga menjadi loyo, makanya materi bakar jadi boros.

Kalau kompresi bocor, salah satu indikatornya ketika uji emisi gas buang, CO jadi tinggi dan lambda di bawah 1, alasannya banyak materi bakar terbuang percuma. Cara yang paling jitu untuk mengecek kebocoran kompresi dengan menggunakan compression tester. Kompresi bocor ternyata banyak penyebabnya. Diantaranya penyetelan celah klep kurang tepat.Posisi timing camshaft meleset, lobe camshaft aus, valve dan seat valve rusak, paking kepala silinder rusak, ring piston, serta piston dan permukaan silinder aus.

      3.   TES EMISI GAS BUANG

Cara lain yang mudah untuk mengetahui kondisi mesin mampu lewat uji emisi. Setidaknya ada 3 parameter utama yang dilhat, yatu lambda, CO (kabon monksida) dan HC (hidro karbon). Pembakaran yang pas jikalau lambda 1, kalau CO dan HC mesti di bawah batas yang ditetapkan pemerintah. Jika lambda di atas 1, artinya pembakaran terlalu kering, lantaran jumlah bensin yang disuplai kurang, sedangkan di bawah 1 baerarti terlalu basah.

Nah, untuk HC menurut standar dari pemerintah untuk mobl di bawah tahun 2007 sebesar 700 ppm, sedang tahun 2007 ke atas maksimal 200 ppm. Sedang kadar CO standarnya untuk kendaraan beroda empat di bawah tahun 2007 sebesar 3% sedang untuk tahun 2007 ke atas 1,5%. Makin besar angka HC dan CO, menawarkan molekul bensin dan udara yang tak terbakar dan lolos ke udara bebas makin banyak. Salah satu penyebabnya pengapian lemah.

      4.      KEBERSIHAN SENSOR

Salah satu cara membuat konsumsi materi bakar tetap ibarat standar pabrikan, yakni dengan menjaga kondisi sensor-sensor mesin, ibarat MAF (Mass Air Flow), MAP (Manifold Absolute Pressure) dan O₂ Sensor.

Semua sensor harus dijaga kebersihanya. Sebab sensor akan memberi input data ke ECU denagn satuan volt dalam rentang 0,1 hingga 5 volt. Dalam rentang yang kecil itu, jikalau data tidak akurat maka dapat berimbas pada kinerja mesin. Bisa pembakaran jadi lean atau bahkan rich. Keduanya tidak menguntungkan, dan punya dampak negatif. Apalagi jikalau lampu MIL (Malfunction Indicator Light) menyala, ECU membaca terjadi problem pada saah satu atau beberapa sensor. Maka akan pribadi memerintahkan kendaraan bekerja dengan sistem safe mode.

Pada mode ini, ECU memerintahkan suplai materi bakar ekstra supaya kendaraan aman dikendarai. Kaprikornus jikalau melihat MIL menyala jangan disepelekan,walaupun kendaraan bekerja  dalam keadaan normal. 

Paling mudah untuk mengerjakan sendiri  tentunya MAF. Karena biasanya sensor tersebut mudah dijangkau. Cukup gunakan contact cleaner atau pembersih khusus MAF sensor. Namun jangan sekali-kali memasang jikalau masih basah, mampu terjadi konslet dan merusak ECU. Habis dibersihkan, diamkan hingga 15 menit hingga benar-benar kering.

Intinya jikalau sensor bersih, data yang dikirim ke ECU menjadi akurat. Bukan dengan membersihan sensor itu akan lebih iit dari keadaan gres keluar dari pabrik, namun seirit kendaraan brand new. Ini salah satu faktor memaksimalkan efisiensi materi bakar.

Demikian penbahasan perihal kondisi mesin sehat, semoga dapat bermanfaat.