Sunday, November 27, 2016

POROS PENGGERAK RODA (AXLE SHAFT)

POROS PENGGERAK RODA (AXLE SHAFT)
Di Posting Oleh : Minuta Serija
Kategori : Chasis

Sebelum aku bahas wacana Axle Shaft, mari kita lihat terlebih dahulu tipe penggagas kendaraan yang banyak digunakan pada kendaraan mobil.

Penggerak kendaraan pada kendaraan beroda empat umumnya ada 4 tipe penggerak, yaitu :

1.    Tipe FE – RD
Front Engine – Rear Drive (FE-RD), dimana mesin diletakkan di depan kendaraan, sedangkan roda yang menggerakkan kendaraan yaitu roda bab belakang.


2.    Tipe FE – FD
Front Engine – Front Drive (FE-FD), dimana mesin diletakkan di depan kendaraan, dan yang menggerakkan kendaraan yaitu roda bab depan.


3.    Tipe RE – RD
Rear Engine – Rear Drive (RE-RD), dimana mesin di letakkan di belakang kendaraan dan yang menggerakkan roda bab belakang.


4.    Tipe 4 WD
Four Wheel Drive (4 WD), mesin di letakkan di depan kendaraan, sedangkan yang menggerakkan kendaraan yaitu ke empat roda, baik roda depan maupun roda belakang sama-sama menggerakkan kendaraan. Maka untuk menggerakkan ke empat roda tersbut dipasanglah Transfer

Pengertian Rear Axle Shaft
Axle shaft atau poros penggagas roda adalah salah satu komponen sistem pemindah tenaga, merupakan poros penggagas roda-roda dimana roda-roda dipasang pada axle shaft sehingga beban roda ditumpu oleh axle shaft. Axle shaft berfungsi untuk meneruskan tenaga gerak dari differential ke roda-roda. 

Axle shaft pada kendaraan dibedakan menjadi dua yakni front axle shaft (poros penggagas roda depan) dan rear axle shaft (poros penggagas roda belakang). Pada kendaraan Front Engine  Front Drive (FF) , front axle shaft sebagai penggerak (driving axle shaft), sedangkan pada kendaraan tipe Front Engine Rear Drive (FR), rear axle shaft sebagai penggerak (driving axle shaft). Sedangkan pada kendaraan Four Wheel Drive (4WD) atau AWD, front axle shaft maupun rear axle shaft sebagai sama-sama sebagai penggagas (driving axle shaft).

Axle shaft diklasifikasikan menjadi :
1.    Axle shaft rigid
2.    Axle shaft independent

A.   Rigid Axle Shaft

Type rigid sering digunakan pada kendaraan berskala menengah keatas dengan muatan yang besar, juga pada kendaraan yang dirancang untuk medan-medan berat alasannya yaitu mampu menahan beban yang berat.

Fungsi axle shaft pada type rigid : 
a.    Penerus putaran ke roda.
b.    Pendukung beban roda

Menurut letaknya dudukan axle shaft dibedakan menjadi 2 macam yaitu :  

1. Front axle yang berfungsi sebagai penerus putaran ke roda juga sebagai daerah knuckle supaya roda bisa dibelok-belokan.

Komponen-komponennya :
a.    Front axle housing
b.    Front axle inner shaft
c.    Front axle outer shaft
d.   Tappered roller bearing

2. Rear axle yang berfungsi sebagai penerus putaran dari side gear ke roda.


Komponen-komponennya :
a.    Axle shaft
b.    Gasket
c.    Axle shim
d.    Axle retainer plate
e.    Axle flange

Berdasarkan sistem penopangnya axle shaft diklasifikasikan menjadi 3 yaitu  :
1.    Half floating type (setengah bebas memikul).
2.    ¾ floating type (3/4 bebas memikul).
3.    Full floating type (bebas memikul).

a.    Half floating type (setengah bebas memikul).

Pada type ini ganjal dipasang antara  axle housing dengan  axle shaft dan roda langsung dipasang pada ujung poros.

Jenis ini biasa digunakan pada kendaraan jenis sedan, station wagon dan jeep.

Keuntungan : 
1.    Konstruksi sederhana
2.    Biayanya murah

Kerugian : 
1.    Axle shaft menjadi bengkok akhir berat kendaraan pribadi dipikul oleh poros.
2.    Jika patah roda tidak ada yang menahan.

b.    ¾ Floating type (¾ bebas memikul).

Bantalan dipasang antara  axle housing dengan  wheel hub dan axle shaft, secara tidak pribadi  axle shaft ikut memikul beban kendaraan.
Jenis ini biasa digunakan pada truck ringan.


Keuntungan            :
1.  Berat kendaraan tidak semuanya diteruskan ke axle shaft, sehing-ga  axle shaft tidak bengkok.
2.    Bila terjadi axle shaft patah masih ditahan oleh bantalan.

Kerugian       :
-        Akibat gaya ke samping tetap menjadikan kebengkokan.

c.    Full floating type (bebas memikul)

Pada type ini wheel hub ter-pasang kokoh pada axle housing melalui dua buah ganjal dan axle shaft hanya berfungsi untuk menggerakkan roda.
Type ini banyak digunakan pada kendaraan berat.

Keuntungan            :

1.    Berat kendaraan seluruhnya dipikul oleh axle housing, sehingga axle shaft tidak menjadi bengkok.
2.    Gaya ke samping juga tidak diteruskan ke axle shaft.
3.    Faktor keamanan lebih baik, dan sanggup memikul beban berat.

Kerugian       :
-     Biayanya mahal

Cara kerja axle shaft type rigid
Axle rigid disamping sebagai pe-nerus putaran ke roda, seakan-akan merupakan lengan panjang menyerupai poros mati, sehingga pada ketika kendaraan berjalan kedudukan body kendaraan seakan-akan mengikuti gerakan posisi axle.

Keuntungan axle shaft type rigid          :
1.    Konstruksi lebih kuat.
2.    Cocok untuk kendaraan skala medium ke atas.
3.    Sanggup menahan beban berat.
4.    Moment yang dihasilkan besar.

Kerugian       :
1.    Suspensi kendaraan keras
2.    Pada ketika kendaraan berjalan di medan yang berat body kendaraan tidak stabil.
3.    Sudut beloknya kecil.

B.   INDEPENDENT AXLE SHAFT

Type independent sering digunakan pada kendaran kecil dan umumnya jenis-jenis sedan, alasannya yaitu type ini disamping konstruksinya ringan juga bisa membuat sudut belok lebih besar.

Fungsi axle shaft pada tipe independent :
1.    Sebagai penerus putaran ke roda
2.    Sebagai pendukung beban roda
3.    Sebagai penstabil body kendaraan, alasannya yaitu dilengkapi CV joint.

Tipe-tipe axle shaft independent (drive shaft)

A.   Cara kerja axle shaft independent
Dengan dilengkapi CV joint ma-ka pada ketika kendaraan melaju dijalan yang bergelombang ma-ka posisi body kendaraan se-akan akan tidak terpengaruh oleh keadaan jalan, alasannya yaitu dengan dilengkapi CV Joint pa-da setiap gerakan disamping bi-sa bergerak putar juga bisa  ber-gerak memanjang, memendek dan membuat sudut.

B.   Constant Velocity Joint

Fungsi CV Joint       :
Sebagai penstabil posisi kendaraan terutama di jalan-jalan yang ber-gelombang.

C.   Komponen –komponen CV Joint

Komponen-komponennya :


a.    Outer race
b.    Ball cage
c.    Inner race
d.    Steel ball

Cara kerja CV Joint


a.    Pada ketika jalan lurus dan rata tena-ga putar dari differential diteruskan oleh axle shaft melalui inner race housing - steel ball - intermediate axle shaft - steel ball - outer race housing - roda. Pada ketika itu steel ball membisu sehingga CV joint tidak membentuk sudut.

b. Sedangkan pada ketika belok atau ja-lan tidak rata tenaga putar dari differential diteruskan oleh inner race housing - steel ball - intermediate axle shaft - steel ball - outer race housing - roda, dimana pada ketika itu disamping sebagai penerus putaran dari intermediate shaft steel ball juga bergerak pada inner race, sehingga CV joint bisa membuat sudut yang memungkinkan keduduk-an kendaraan menjadi stabil.

Keuntungan dan kerugian axle shaft independent

Keuntungan :         
1.    Konstruksinya ringan.
2.    Mampu membuat sudut belok lebih besar
3.    Perawatan mudah.
4.    Body kendaraan lebih stabil kalau dibandingkan axle rigid.

Kerugian : 
1.    Tidak bisa menahan beban besar
2.    Pada bab inner housing maupun outer housing mudah aus.
3.    Harganya lebih mahal.
4.    Memerlukan perawatan rutin.

Demikian pembahasan wacana axle shaft yang aku ambil dari aneka macam sumber dan acuan sendiri, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

No comments:

Post a Comment