Sunday, November 27, 2016

BATERAI (ACCU)

BATERAI (ACCU)
Di Posting Oleh : Minuta Serija
Kategori : Kelistrikan


Pada postingan kali ini saya akan mengulas wacana baterai yang biasa digunakan pada kendaraan baik kendaraan beroda empat ataupun sepeda motor.

Baterai merupakan sumber energy listrik yang digunakan oleh system starter dan system kelistrikan lain. Baterai ini menyimpan listrik dalam bentuk energy kimia, yang dikeluarkanya kalau diharapkan dan mensuplainya ke masing-masing system kelistrikan atau alat yang memerlukanya. Dikarenakan kalau dalam proses baterai kehilangan energy listrik, maka alternator mensuplainya kembali ke dalam baterai yang disebut system pengisian. Siklus pengisian dan pengeluaran terjadi berulang kali secara terus menerus.

Baterai pada kendaraan, dalam system berfungsi sebagai sumber energy listrik, baik untuk system starter, system pengapian, system penerangan ataupun assesoris dan yang lainya.
Secara detail fungsi baterai pada kendaraan dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
1. Pada dikala mesin hidup baterai digunakan untuk episode yang memerlukan energy listrik dari baterai ibarat system pengapian.
2. Pada dikala mesin mulai dihidupkan dengan system starter, dimana energy listrik yang dibutuhkan untuk menghidupkan maotor starter disuplai dari baterai.
3. Pada dikala mesin dalam keadaan mati energy listrik dari baterai dibutuhkan untuk menghidupkan system penerangan, assesoris dan lainya.

            Gambar fungsi baterai pada kendaraan

Baterai yang dirancang untuk kendaraan umumnya 6 Volt dan 12 Volt. Trtapi sekarang rata-rata baterai dibuat 12 Volt. Baterai yang 6 volt terdiri atas 3 sel, sedangkan yang 12 volt mempunyai 6 sel yang dirangkai secara seri. Sel-sel tersebut tersimpan dalam sebuah kotak dan masing-masing sel diberikan lubang untuk mengisi elektrolit baterai. Setiap lubang ditutup dengan tutup baterai, dimana pada tutup baterai tersebut terdapat lubang ventilasi yang digunakan untuk penguapan eletrolit baterai.
Komponen-komponen baterai yang didesain untuk kendaraan terdiri atas :
1. Kotak baterai
2. Sel baterai
3. Tutup baterai
4. Separator
5. Penghubung sel
6. Pos terminal.

                    Gambar Konstruksi Baterai

A.      KOTAK BATERAI

Kotak baterai dibuat dari materi isolasi dan tahan terhadap asam yang terbuat dari materi karet atau plastic. Kotak baterai terbagi menjadi enam ruangan sesuai dengan jumlah sel baterai. Dibagian samping luar kotak baterai diberikan garis atas dan bawah  (upper level dan lower level) sebagai indicator jumlah elektrolit. Pelat-pelat tersebut posisinya ditinggikan dari dasar dan diberi penyekat, tujuanya semoga tidak terjadi kekerabatan singkat apabila ada materi aktif terjatuh dari pelat.
                      Gambar Kotak Baterai
                                                
         B.     SEL/ELEMEN  BATERAI

Sel baterai terdiri dari gabungan pelat positif dan pelat negative yang disekatkan oleh separator antara pelat yang satu dengan pelat yang lainya. Jumlah dan ukuran pelat ialah dua factor yang menentukan besar kecilnya kapasitas sebuah baterai. Pada setiap sel, jumlah pelat negative  lebih banyak satu adri pada pelat positive sehingga sisi luar pelat setiap sel ialah pelat negative.
Pelat positif maupun pelat negative terdiri atas rangka dan materi aktif. Bahan yang digunakan sebagai rangka ialah timah dan antimony. Bahan aktif pelat positif ialah timah peroksida (PbO2), sedangkan pelat negative ialah timah murni (Pb) berwarna abu-abu (metallic gray). Kedua materi aktif tersebut diikatkan pada rangka sehingga terbentuk pelat postif dan negative.
Pelat-pelat positif dan negative masing-masing dihubungkan dengan pelat strap (pengikat pelat) yang terpisah. Ikatan pelat-pelat positif dan negative ini dipasang secara berselang-seling yang dibatasi oleh separator dan fiberglass disebut elemen baterai. Penyusunan pelat-pelat dengan tujuan memperbesar luas singgungan antara materi aktif dengan elektrolit, semoga listrik yang dihasilkan besar. Dengan kata lain kapasitas baterai menjadi besar.

Gambar Elelmen Baterai
                                
 C.       TUTUP BATERAI (SUMBAT VENTILASI)
Tutup baterai mempunyai lubang pada setiap selnya yang digunakan untuk mengisi elektrolit. Lubang ini ditutup dengan penymbat yang berbentuk ibarat skrup atau baut. Setiap tutup mempunyai lubang kecil yang berfungsi sebagai ventilasi dan untuk memisahkan gas hydrogen yang terbentuk dikala pengisian dan uap yang dihasilkan dari asam sulfat (H2SO4).

                                Gambar Tutup Baterai
                                
          D.      SEPARATOR
Separator ialah materi lembaran tipis yang memisahkan antara pelat positif dan negative untuk mencegah terjadinya kehilangan energy yang tersimpan di dalam baterai. Separator terbuat dari materi  diantaranya :
1.  Kayu
2. Karet
3. Pelastik
4. Lembaran berlubang dari silica
5. Fiberglass

                                     Gambar Separator

Pada sisi permukaan pelat positif, separator dibuat rusuk-rusuk. Hal ini bertujuan semoga volume asam sulfat lebih banyak beredar pada kawasan permukaan pelat postif sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan akomodasi sirkulasi asam sulfat dalam sel.
      
          E.       PENGHUBUNG SEL
Penghubung sel berfungsi untuk menghubungkan sel-sel di dalam baterai secara seri. Selain itu, penghubung sel-sel tersebut juga untuk mengurangi tahanan dan berat di dalam, serta mengurangi ancaman kekerabatan singkat dari pengaruh luar. Penghubung sel harus berpengaruh dalam mengalirkan arus tinggi yang dibutuhkan untuk menghidupkan awal putaran mesin tanpa panas berlebihan.
      
          F.       POS TERMINAL
Penyangga pelat positif pada sel pertama dihubungkan dengan pos terminal baterai. Sedangkan penyangga pelat negative pada sel terakhir dihubungkan dengan pos terminal negative baterai. Pos terminal positif biasanya dibuat sedikit lebih besar dari pada pos terminal negative. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ancaman pemasangan kabel yang terbalik.
Kabel diikat oleh terminal kabel khusus. Ada dua jenis terminal kabel, yaitu terminal kabel dengan memakai sekrup dan terminal kabel pengikat kabel dengan cara disolder.

                   Gambar Pos Terminal Baterai

G.     ELEKTROLIT BATERAI
Elektrolit mempunyai peranan yang sangat penting sebagai penghantar listrik dalam proses pengisian baterai. Elektrolit menggunakan campuran asam sulfat (SO4) sebanyak 36 % dengan air (H2O) sebanya 64 %. Berat jenis yang dihasilkan dari campuran tersebut ialah 1,270 kg/l temperature 27O C.

                                     Elektrolit Baterai
                         
I. MACAM-MACAM BATERAI DAN KARAKTERISTIKNYA

Macm-macam baterai dilihat dari beberapa perbedaan sebagai berikut :
     1.       Secara kelistrikanya.
a.       Besar tegangan (Volt)
b.      Kapasitas (AH)
     2.       Bahan kotak baterai
a.       Karet
b.      Plastik
     3.       Pengaturan sel dan pos terminalnya bergantung pada kondisi instalasinya.
     4.       Jenis Baterai
a.       Baterai dengan pengeluaran gas
b.      Baterai dengan sambungan probe
c.       Baterai “S”
d.      Baterai Bebas pemeliharaan (maintenance free)

A.      BATERAI DENGAN PENGELUARAN GAS
Pada baterai jenis ini biasanya dilengkapi dengan terusan pipa pengeluaran gas yang dihubungkan ke udara luar pada tempat yang cukup aman. Kelengkapan ini dipasang bertujuan untuk menghindari kerusakan disekitar baterai yang diakibatkan oleh gas yang berkembang apabila terjadi pengisian berlebihan.

B.      BATERAI DENGAN SAMBUNGAN PROBE
Probe penguji yang terpasang menjadi satu pada baterai digunakan untuk memeriksa batas elektrolit secara otomatis. Selama ketinggian batas elektrolit masih cukup rangkaian arus pengisi yang melalui probe penguji dalam keadaan tertutup. Apabila elektrolit berkurang hingga batas nominal, rangkaian akan terbuka dan mencetuskan sinyal yang menujukkan bahwa air distilasi harus datambah.

C.      BATERAI “S”
Baterai jenis mempunyai separator yang khusus dan direkomendasikan untuk digunakan pada kebutuhan kapasitas AH baterai yang tinggi. Berdasarkan kondisi persyaratan secara khusus baterai “S” dijamin mempunyai umur lebih lama dibandingkan dengan baterai yang mempunyai separator biasa.

D.      BATERAI BEBAS PELIHARAAN (MAINTENANCE FREE)
Baterai konvensional memerlukan pemeliharaan secara berkala. Sebab baterai bekerja, akan terjadi kehilnagan air yang harus segera diisi dengan menmbah dengan menggunakanair distilasi.
Untuk mengatasi hal tersbut, maka sebuah baterai bebas pemeliharaan didesain khusus baik konstruksinya maupun bahanya. Pada baterai ini, uap airnya dikondensasikan kembali di dalam baterai itu sendiri sehingga karat pada terminal dapat dicegah. Selain itu juga, materi rangkaiannya dibuat dari logam yang kadar antimonya lebih sedikit disbanding baterai konvensional dan materi separatornya mempunyai karakteristik tahan retak dan pecah.

Aki kering merupakan bentuk pengembangan dari aki berair yang sudah lama dikenal konsumen. perbedaan fisik yang eksklusif dapat dilihat ialah pada warna wadah yang gelap / tidak transparan dan tidak adanya lubang-lubang untuk mengisi air aki. Cairan berbentuk gel digunakan sebagai pengganti cairan elektrolit. Gel ini sangat minim tingkat penguapannya dan pada dikala menguap pun, uap tersebut tidak dibuang keluar wadah, tetapi masuk lagi ke dalam wadah (maintenance free).

II. DAYA KONDUKSI LISTRIK

Pada baterai pedoman arus listrik terjadi berdasarkan konduksi ion. Konduktornya ialah materi campuran kimia yang larut dalam air serta terdapat dalam pelat positif dan pelat negative. Elektrolit yang digunakandalam baterai ialah cairan asam sulfur (H2SO4).

Dalam bentuk cairan yang encer, molekul asam sulfur dipisahkan ke dalam ion hydrogen muatan positif (H+) dan sulfat muatan negative (SO4). Muatan-muatan tersebut berpadu satu dengan yang lainya secara menyeluruh.

Muatan positif ialah electron-elektron (muatan –muatan negative) yang telah dilepaskan dari susunan atom netral. Muatan negative ialah electron pelengkap yang telah diterima oleh susunan atom.

Muatan positif dari dua ion hydrogen dapat disamakan ion sulfat. Oleh alasannya itu, kalau ion-ion ini bergabung membentuk satu molekul asam belerang. Molekul ini kelihatannya tidak mempunyai muatan.

Pemisahan molekul asam sulfur ialah syarat untuk daya konduksi elektrolit, juga untuk pedoman arus pengisian dan pengeluaran.

III. BERAT JENIS ELEKTROLIT BATERAI

Berat jenis elektrolit baterai sebesar 1,28 kg/l pada suhu 27o C atau 1,260 pada temperature 200 C. Selama penggunaan normal di dalam elektrolit baterai hanya air yang akan berkurang. Oleh alasannya itu, penambahan air untuk mengganti kekurangan cairan di dalam baterai akan leih tepat. Serta perlu diperhatikan tinggi permukaan elektrolit pada dikala pengisian pelengkap air, diubahsuaikan dengan batas yang sudah ditentukan. Batas pengisian permukaan elektrolit dibatasi denagn upper level dan lower level. Jika permukaan elektrolit terlalu rendah akhirnya pelat-pelat tidak terlindungi oleh elektrolit dan eksklusif berafiliasi dengan udara. Akibatnya kapasitas berkurang dan sel-sel baterai akan cepat rusak.

Hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu tinggi rendahnya temperature elektrolit yang akan menghipnotis berat jenis elektrolit baterai. Setiap penambahan dan penurunan temperature  10o F, akan terjadi penurunan dan penambahan berat jenis sebesar 0,004 kg/l.
Contoh :
a.         Pada suhu 120o F, pembacaan berat jenis elektrolit 1,234. Karena suhu elektrolit 400o F lebih tinggi dari suhu kamar maka pembacaan berat jenis elektrolit sebetulnya ialah 1,234 + (0,004 x 40) = 1,234 + 0,016 = 1,250.
b.         Jika pemeriksaan dilakukan pada suhu 0o F, dan pembacaanya 1,282 – (0,004 x 80) = 1,250.

IV. PEMERIKSAAN ELEKTROLIT BATERAI

Untuk mengetahui besar energi listrik yang tersimpan di dalam baterai dapat ditentukan dengan cara memeriksa persentase asam sulfat yang tertinggal di dalam elektrolit. Cara yang sangat sederhana dan sanggup mendapatkan amanah untuk mengetahuinya yaitu mengukur berat jenis elektrolitnya. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat Hydrometer.  Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh pada suhu 20 derajat Celcius mempunyai berat jenis 1,27 - 1,28 dan baterai kosong mempunyai berat jenis 1.100.
Langkah-langkah melaksanakan pengukuran elektrolit baterai ialah sebagai berikut :



1. Lepas terminal baterai negatif, untuk menghindari kekerabatan singkat
2. Lepas tutup atau sumbat baterai
3. Masukan termometer untuk mengukur temperatur baterai
4. Masukkan ujung hydrometer ke dalam lubang baterai
5. Pompa hydrometer hingga elektrolit masuk kedalam hydrometer dan pelampung naik atau terangkat
6. Tanpa mengangkat hydrometer baca berat jenis elektrolit baterai pada skala pelampung dan baca temperatur elektrolit baterai pada termometer
Catat hasil pembacaan, lakukan hal yang sama untuk sel baterai yang lain.

Berat jenis elektrolit berubah sebesar 0,0007 setiap perubahan 1 derajat Celcius.Spesifikasi berat jenis normal ditentukan pada suhu 20o C. Oleh alasannya itu, dikala pengukuran temperature elektrolit harus diamati.

Rumus umum yang digunakan untuk mengkoreksi hasil pengukuran ialah sebagai berikut:

S20o C  = St + 0,0007 x (t – 20)

Keterangan :
S20o C     = Berat jenis pada temperatur 20o C
St          = Nilai pengukuran berat jenis
t             = Temperatur elektrolit dikala pengukuran

V. PROSES ELEKTROKIMIA ATAU REAKSI KIMIA PADA BATERAI

Listrik pada baterai dibangkitkan akhir reaksi kimia antara pelat positif, elektrolit baterai, dan pelat negative. Saat baterai dihubungkan dengan sumber listrik (dari battery charger atau system pengisian pada mobil), maka terjadi proses pengisian (charge). Proses tersebut scara kimia dapat dirumuskan sebagai berikut :

PbSO4   +   2 H2O   +   PbSO4     =       PbO2    +   2 H2SO4    +   Pb
  Pelat       Elektrolit      Pelat                     Pelat        Elektrolit       Pelat
   (+)                                 (-)                        (+)                                  (-)

Akibat dari proses pengisian ini terjadi perubahan energy listrik menjadi energy kimia yang tersimpan dalam baterai.

Pada dikala system starter difungsikan untuk menghidupkan mesin, maka energy listrik yang tersimpan di baterai akan keluar mengalir ke beban. Proses ini disebut proses pengosongan/pengeluaran arus listrik (discharge). Proses pengeluaran secara kimia dapat dirumuskan sebagai berikut.

PbSO4     +    2 H2SO4    +    PbSO4    =    PbO2   +   2 H2O   +   Pb
  Pelat          Elektrolit         Pelat             Pelat      Elektrolit     Pelat
   (+)                                      (-)                 (+)                             (-)

Dari reaksi kimia tersebut terdapat perbedaan elektrolit baterai dikala kapasitas baterai penuh dan kosong, dimana dikala baterai penuh elektrolit terdiri dari 2 H2SO4, sedangkan dikala kosong elektrplit bateai ialah 2 H2O.

VI. KAPASITAS BATERAI

Kapasitas baterai ialah jumlah arus listrik yang tersimpan dan dikeluarkan oleh baterai. Kapasitas baterai diukur dalam Ampere Hour (AH) atau amper jam yang besarnya dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut :
1.       Jumlah dan luas penampang pelat yang berafiliasi dengan elektrolit
2.        Jumlah dan berat jenis elektrolit baterai
3.        Sifat rembes pada separator
4.        Kondisi baterai
Terdapat tiga ukuran yang sering menunjukkan kapasitas baterai, yaitu :
1.        Cranking Current Ampere (CCA)
2.        Reserve Capacity
3.        Ampere Hour Capacity (AH)

Cranking Current Ampere (CCA)
Nilai CCA dari suatu baterai ialah arus (dalam ampere) dari baterai yang diisi penuh sehingga dapat menawarkan arus untuk 30 detik pada 18o C selama itu tetap menjaga tegangan setiap sel 1,2 volt atau lebih.

Reserve Capacity
Reserve Capacity (kapasitas layanan) ialah banyaknya waktu yang diharapkan dalam menit pada baterai yang diisi penuh dapat menawarkan arus sebesar 25 ampere pada 27o C, setelah baterai dilepas dari system pengisian. Tegangan tidak boleh turun di bawah 1,75 volt per sel (10,5 volt total untuk baterai 12 volt).

Ampere Hour Capacity (AH)
Kapasitas baterai ialah jumlah arus listrik yang tersimpan pada baterai yang diisi penuh dapat menyediakan arus selama 20 jam pada 27o C , tanpa penurunan tegangan tiap sel di bawah 1,75 volt.

VII. PROSES PENGOSONGAN SENDIRI

Selama waktu berjalan, energy listrik yang tersimpan di dalam baterai perlahan-lahan semakin berkurang walaupun baterai tidak dihubungkan dengan rangkaian system atau beban. Fenomena ini disebut dengan “pengosongan sendiri”. Khusus untuk baterai yang sudah bau tanah , antimony dari pelat positif akan terlepas bergerak pindah melalui elektrolit ke pelat negative. Hal ini menjadikan terjadinya kekerabatan singkat local antara antimony dan materi aktif pada pelat negative. Selain itu, pengosongan sendiri akan terjadi pada baterai apabila terdapat kotoran besi atau logam yang masuk ke dalam sel baterai. Hal lain yang erlu diketahui juga bahwa pengosongan sendiri  pada baterai bervariasi berdasarkan temperature kekuatan elektrolit. Temperatur yang tinggi akan mempercepat proses pengosongan sendiri.

Baterai yang tersimpan pada temperature 100o F (37,8o C) akan kehilangan setengah isinya dalam waktu 30 hari, sedangkan baterai yang tersimpan pada 0o F (-17o C) tidak terjadi kehilangan isi. Hal yang sama juga  berkaitan dengan persentase asam sulfat,. Asam sulfat yang tinggi persentasenya akan mempercepat terjadinya pengosongan sendiri dan pembentukan sulfat pada sel baterai.

VIII. ARTI KODE PADA BATERAI

Type
Kapasitas  (AH)
Dimensi (mm)
Terminal
Pj
Lb
T
TT
N
70


70
305
173
204
226
+           -
N
70

L
70
 -          +
N
75
Z

75
+           -
NS
40


32
187
129
202
227
+           -
NS
40

L
32
 -          +
NS
40
Z

32
+           -
Keterangan :
L = Posisi terminal baterai disebelah kiri
Posisi terminal baterai bergantung pada pabrik yang membuatnya, ada yang terminal positif posisinya disebelah kanan dan terminal negative sebelah kiri dan sebaliknya. L menyatakan posisi terminal positif berada disebelah kiri.
Z = Dimensi sama kemampuan berbeda
Jika diperhatikan ada yang baterai dilhat dari kotak baterainya sama, namunternyata kemampuan baterai tersebut berbeda.
40, 50, ….200 = Peringkat ukuran baterai
Nomor atau angka yang menentukan peringkat ukuran baterai
N = Nippon
Hurup yang menyatakan pabrik yang membuat baterai tersebut

NS = Lebih kecil dari normal

IX. RANGKAIAN INSTALASI PEMAKAIAN BATERAI

1. RANGKAIAN SERI

                Gambar Rangkaian Seri Baterai

Pada Rangkaian Seri kalau dua buah baterai di jumper menjadi satu rangkaian, maka tegangannya akan bertambah tetapi arusnya tetap.

2. RANGKAIAN PARALEL
            Gambar Rangkaian Paralel Baterai

Pada Rangkaian Paralel kalau dua buah baterai di jumper menjadi satu, maka tegangannya tidak bertambah (tetap) tetapi arusnya bertambah.

3. RANGKAIAN SERI PARALEL

 
              Gambar Rangkaian Seri Paralel Baterai

Pada Rangkaian Seri-Paralel, kalau tiga buah baterai di jumper menjadi satu, maka tegangannya bertambah, (terakumulasi hanya dua buah baterai)  dan arusnya pun bertambah lebih besar.

RANGKAIAN INSTALASI PENGISIAN BATERAI

PENGISIAN LAMBAT

Pengisian lambat membutuhkan waktu 6 - 8 jam

PENGISIAN CEPAT



Pengisian cepat membutuhkan waktu 3 jam

Demikianlah uraian wacana baterai/accu yang dapat saya informasikan, dan diambil dari banyak sekali sumber. Semoga dapat bermanfaat untuk para pembaca.


No comments:

Post a Comment