Saturday, October 28, 2017

SALAH KAPRAH PERILAKU BERKENDARA

SALAH KAPRAH PERILAKU BERKENDARA
Di Posting Oleh : Minuta Serija
Kategori : Tips Mobil

Salah Kaprah Perilaku Berkendara
SEPELE BERAKIBAT PATAL

Sampai ketika ini, masih kerap ditemui perilaku pemilik kendaraan beroda empat yang salah kaprah. Hal ini bersumber dari mitos atau bahkan kebiasaan yang salah, tapi terjadi secara berulang-ulang dan turun temurun. Namanya saja mitos, pasti takdisertai dengan ganjal an teknis yang benar.
Salah satu contoh, peilaku menghidupkan mesin dipagi hari. Padahal, untuk mobil-mobil gres dengan mesin modern sudah menggunakan teknologi tinggi. Sehingga, tak perlu ritual ini. Bukan saja tak perlu, tapi justru lebih banyak bahayanya dari pada manfaatnya. Seperti :
 
1.      Menghidupkan di garasi dalam ruang tertutup, ini akan menimbulkan pembuangan gas sisa pembakaran berbahaya karena gas yang keluar mengandung CO gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian. 

2.      Setidaknya dengan memanaskan mesin akan membuang-buang materi bakar.

Begitupun habiat atau kebiasaan ketika mematikan mesin. Masih banyak yang menggeber-geber pedal gas hingga putaran di atas 3000 rpm berkali-kali sebelum mesin mati. Kebiasaan pada kendaraan beroda empat lama ini, dipercaya membuat umur aki lebih awet. Karena ketika kendaraan beroda empat akan terparkir, arus listrik di aki tak bakal tekor karena ada pelengkap arus dari alternator sesaat sebelum mesin dimatikan. Benarkah…?
Tak Cuma itu, masih banyak ragam kesalahan yang kelihatanya sepele, tapi justru berdampak pada kerusakan yang lebih besar. Imbasnya, berbuntut pada ongkos perbaikan yang lebih mahal.

Apasajakah yang perlu diperhatikan….!

1.      PEMANASAN MESIN 

 
Masih banyak yang sering melaksanakan ritual “manasin mesin” sebelum kendaraan beroda empat dipakai beraktivitas. Jika sering melaksanakan hal ini, sebaiknya tidak terlalu lama, alasannya hanya akan membuang-buang materi bakar saja.

Ritual ini dilakukan untuk memberi kesempatan supaya oli dapat melumasi setiap episode dengan baik. Sebenarnya dipanasin atau tidak, oli tetap melekat di komponen yang ada, terlebih kalau hanya didiamkan beberapa jam saja.

Sebenarnya, secara tidak sengaja dan tak disadari proses memanasin mesin ini tetap dilakukan pemilik mobil. Ketika akan membuka atau menutup pintu pagar rumah, mesin menyala, sudah masuk tahap persiapan. Berikutnya, ketika keluar dari garasi dan komplek perumahan, kecil kemungkinan kendaraan beroda empat akan pribadi dipacu dalam keadaan kencang. Pasti perlahan terlebih dahulu, ini juga masuk salah satu proses tersebut.

Nah dari proses ini, berarti manasin mesin digarasi tidak perlu terlalu lama lagi. Selain boros bensin, juga menyumbang polusi asap dan bacin di rumah sendiri. Terutama kalau ventilasi garasi tidak terlalu baik.

2.      ANGKAT WIPER 

 

Masih banyak dijumpai pemilik yang mengangkat wipernya ketika parkir. Alasanya supaya karet wiper tidak rusak karena kena panas, bubuk dan lainya. Padahal ritual ini tidaklah benar. Diangkat atau tidak, karet wiper akan tetap terkena panas atau debu. Kecuali dilepas dahulu, masukin dalam tas dan bawa masuk ke kantor, tapi repot kan…!

Untuk merawat wiper , tak perlu hingga repot begitu. Dengan perilaku tersebut , yang akan terkena dampak justru per yang ada di batang wiper.” Nantinya per bias menjadi lemah, yang menimbulkan tekanan batang wiper ke beling justru melemah. Daya sapu wiper jadi tidak maksimal.

Solusi terbaiknya, tetap biarkan saja woper menempel di beling selama kendaraan beroda empat parker. Yang justru membersihkan beling dari kotoran. Jika banyak debu, sebaiknya usir sekaligus menggunakan air supaya tidak merusak kaca.

3.      MESIN HIDUP SAAT ISI BBM 

 

Masih banyak dijumpai kendaraan beroda empat mengisi materi bakar di SPBU dengan kondisi mesin menyala. Padahal, perilaku ini berisiko menimbulkan kebakaran. Sudah banyak teladan nyata. Sebuah kendaraan beroda empat yang terbakar di SPBU Sentul City Bogor beberapa waktu lalu ialah bukti kongkrit. Mobil jenis MPV ini terbakar ludes, berpengaruh dugaan karena terjadi korsleting pada kelistrikan yang menyambar uap materi bakar ketika pengisian materi bakar, banyak kejadian-kejadian hal serupa terjadi.

Saat mesin kendaraan beroda empat hidup, maka semua kelistrikan pun bekerja. Kebakaran mampu dipicu dari korsleting pada kabel yang rusak dan menghasilkan percikan api. Api inilah yang berpotensi menimbulkan kebakaran. Jadi, sebaiknya matikan mesin kendaraan beroda empat pada ketika mengisi materi bakar.

4.      MATIKAN AC SEBELUM MEMATIKAN MESIN 

 

Masih banyak dijumpai, menghidupkan mesin, tapi pendingin ruangan (AC) sudah menyala. Hal ini karena banyak pengemudi yang lupa mematikan AC sebelum mematikan mesin. Selain itu, ada juga yang sengaja menyalakan AC untuk mengusir udara panas di kabin, sebelum menyalakan mesin. Alasanya, untuk menghemat materi bakar.

Padahal, perilaku ini sangat merugikan, berdampak pada aki dan juga compressor AC. Saat kunci kontak posisi ON dan AC menyala, maka sumber listrik dari aki akan terkuras. Padahal  aki belum mendapatkan asupan arus listrik dari alternator. Bila ini dilakukan berulang-ulang, mampu menyebabkan umur aki pendek.

Selain itu, ketika menghidupkan mesin, maka beban mesin pribadi berat, karena harus pribadi menggerakkan compressor AC. “ Sebaiknya nyalakan mesin dalu hingga putaran mesin idle, gres kemudian menyalakan AC. Dengan begitu, usia komponen mesin dan compressor lebih awet”.

5.      LANGSUNG STARTER 


Coba diingat-ingat, bagaimana kebiasaan menghidupkan mesin? Apakah memutar kunci kontak pribadi ke starter, atau berhenti beberapa detik di posisi “ON”? Setiap kendaraan beroda empat memiliki ketentuannya masing-masing. Ada yang menunggu, tapi ada juga yang mampu pribadi start. Maka itu penting untuk mengenal kendaraan beroda empat serta membaca buku panduan.

Dengan menunggu beberapa detik, membuat beberapa komponen yang mengandalkan elektrikal dan perintah computer berjalan dengan baik. Salah satu proses menunggu ini yakni membiarkan pompa materi bakar berada dalam keadaan “siap” untuk bekerja.

Contoh kendaraan beroda empat yang harus menunggu untuk start yaitu Toyota Kijang Innova Diesel. Dalam bukunya disebutkan sebelum start harus menunggu symbol indicator pemanas awal mesin (berlambang rambut diikat dua) padam terlebih dahulu. Lalu, bagi kendaraan beroda empat yang mampu pribadi ke posisi start, biasanya komponen-komponen yang ada sudah memiliki kekuatan yang berbeda. Salah satu contoh, slang-slang materi bakar. Memiliki tekanan yang baik.

Jika ingin mengunggu sebelum start, pastikan ada beberapa lampu yang padam. Seperti Indikator ABS, Elektrik Power Steering, T-Belt, Check Engine (mobil yang sudah injeksi), dan lainya. Selain lampu biasanya diikuti dengan bunyi.

Tidak ada salahnya menunggu, toh waktu yang dihabiskan juga tidak lama, kurang dari 5 detik.

6.      MENGENCANGKAN MUR BAN 

 

Pernah kesulitan membuka mur roda/ban ketika ban kempis? Coba ingat-ingat bagaimana proses pengencanganya. Masih banyak yang salah ketika mengencangkan mur ban. “Paling banyak diinjak. Maksudnya supaya kencang. Padahal ini tidak tepat”.

Dengan menggunakan kunci ban, lakukan pengencangan seperlunya saja. Bagaimana indicator pengencanganya? “sampai putaranya sudah habis atau berat, itulah saatnya berhenti, tidak perlu diinjak segala, apalagi, ketika dipakai sekian lama, pasti panas akhir pemakaian atau jalan akan membuat besi memuai. Efeknya pasti mur roda akan lebih kencang lagi.

Ketika kita melaksanakan pengencangan pastikan mur terhadap baut tidak miring, alasannya kalau miring bias merusak drat dikeduanya membuat mur dan baut jadi jelek sehingga tidak mampu dibuka. 

Hal lain yang bisanya salah, ketika melaksanakan pengencangan mur roda, ekstension kunci roda dibuat panjang. Tenaga yang diterima oleh mur jadi sangat berlebih. Ekstension kunci roda, atau atau pemanjangan kunci roda hanya dipakai untuk membuka mur roda, itupun kalau terlalu keras.

7.      HEAD UNIT HIDUP SAAT MENGHIDUPKAN MESIN 


Matikan head unit sebelum mematikan mesin. Hal ini untuk menghindari system audio hidup, kendaraan beroda empat distarter, maka terjadi lompatan arus listrik yang besar. Ketika system audio sudah menyala, maka arus yang berlebih ini mampu menghantam system audio.

Resiko teringan , arus listrik ini akan menghantam power pada head unit yang mampu membuat kerusakan pada head unit.Terlebih untuk kendaraan beroda empat yang system audionya sudah menggunakan power amplifier. “Rata-rata kerusakan power disebabkan oleh perilaku ini. Mendeteksinya gampang , ketika head unit dinyalakan, maka akan timbul bunyi ngejeleduk pada speakcer. Duk…duk…. Ini mengambarkan power amplifier bermasalah.

8.      GEBER GAS SEBELUM MATIKAN MESIN 


Menggeber gas sebelum mematikan mesin banyak ditiru dari arena balap zaman dulu. Di dunia balap, langkah ini dilakukan untuk untuk melihat warna busi setelah melaksanakan setting mesin dan dicoba kendaraan beroda empat di sirkuit. Dengan melihat warna busi, diketahui apakah campuran materi bakar terlalu kaya atau miskin.

Sayangnya, metode ini masih banyak dipakai pada pemilik kendaraan beroda empat harian, Padahal, hal ini berpotensi merusak mesin. Khususnya mesin Diesel yang dilengkapi dengan turbo.

Dengan menggeber di rpm tinggi, maka turbo akan aktif. Ketika melaksanakan konpresi, turbin berputar hingga 150.000 putaran tiap menit (rpm) atau 30 kali putaran mesin pada umumnya. Jadi, temperature turbo juga melesat naik, ketika bersentuhan dengan gas buang. Untuk membantu proses pendinginan, menggunakan oli mesin yang disirkulasikan dengan pompa oli.

Nah, bila dimatikan mendadak, maka pelumas akan terjebak dan terbakar serta menjelma keras. “lalu ketika mesin dinyalakan dan turbo bekerja, pelumas menjadi ampelas dan merusak sil dan bushing. Sil rusak, oli pun masuk  ke ruang bakar. Inlah pangkal dari penyaki.

Demikian tips berkendara yang dapat saya sampaikan , supaya kendaraan kita lebih aman, awet, dan dapat dijaga keutuhanya semoga tidak menimbulkan kendaraan rusak lebih patal yang tentunya akan mengeluarkan biaya yang lebih mahal untuk perbaikan, semoga bermanfaat bagi para pembaca terutama yang memiliki kendaraan. 

No comments:

Post a Comment